MAKALAH
MANAJEMEN KONFLIK
Disusun
Oleh :
1. SRIYANI NIM : 1502060021
2. FITRIAWATI NIM :
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
MATARAM
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini
tepat pada waktunya dengan judul : “Manajamen Konflik”.
Kam
juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, masih banyak
terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.
Dan
tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri kami pribadi dan para
pembaca pada umumnya.
Mataram, Februari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................. i
KATA
PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A. Definisi
Manajemen Konflik................................................................. 3
B.
Jenis-Jenis Konflik................................................................................ 4
C.
Sumber Konflik..................................................................................... 7
D.
Pengelolaan Konflik.............................................................................. 8
BAB III
PENUTUP............................................................................................. 10
A.
Kesimpulan......................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sepanjang
kehidupan manusia senantiasa dihadapkan
dan bergelut dengan konflik baik itu secara individu maupun organisasi. Konflik
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Demikian halnya dengan
kehidupan organisasi, setiap anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada
konflik
entah itu konflik antar individu, konflik antar kelompok atau yang lain. Di dalam organisasai perubahan atau
inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif). Dalam paradigma lama banyak orang
percaya bahwa konflik akan menghambat organisasi berkembang. Namun dalam
paradigma baru ada pandangan yang berbeda. Konflik memang bisa menghambat, jika
tidak dikelola dengan baik, namun jika dikelola dengan baik konflik bisa
menjadi pemicu berkembangnya organisasi menjadi lebih produktif.
Manajemen
konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi
dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak
positif untuk meningkatkan mutu organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik, termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik, termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi
manajemen konflik?
2. Apa saja Jenis-jenis konflik?
3. Sumber konflik ?
4. Pengelolaan konflik?
C. TUJUAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini,adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Manajemen.
2. Sebagai media pembelajaran mengenai
Manajemen Konflik.
3. Mengetahui konsep manajemen konflik,
yang meliputi definisi konflik, aspek-asfek dan factor-faktor yang mempengaruhi
manajemen konflik, mode dan langkah untuk menangani konflik dan penerapan
manajemen konflik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
MANAJEMEN KONFLIK
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi
antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk
pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada
bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan interpretasi.
1. Definisi Manajemen
a. R Terry
Manajemen merupakan suatu
proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
b. James F Stoner
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya-sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan rganisasi yang telah ditetapkan.
2. Definisi Konflik
Ada beberapa
pendapat mengenai manajemen konflik diantaranya :
a. Menurut Ross (1993), manajemen konflik
merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam
rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau
tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau
agresif.
b. Menurut Minnery (1980:220) menyatakan bahwa
manajemen konflik merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota
merupakan proses. dan proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan
bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model
manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan
sampai mencapai model yang representatif dan ideal.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Konflik adalah suatu cara atau proses mengambil langkah-langkah oleh para
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil
yang positif dengan melakukan pendekatan, komunikasi dan evaluasi untuk
mendapatkan penyempurnaan untuk mendukung tujuan yang telah ditetapkan.
B.
JENIS-JENIS KONFLIK
Konflik
itu mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles
Wankel dikenal ada lima jenis konflikyaitu konflik intrapersonal, konflik
interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan
konflik antar organisasi.
1.
Konflik Intrapersonal
Konflik
intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi
bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu
biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
a. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan
peranan-peranan yang bersaing
b. Banyaknya bentuk halangan-halangan
yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
c. Terdapatnya baik aspek yang positif
maupun negatif yang menghalangi tujuan tujuanyang diinginkan.
Hal-hal
di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acap kali
menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang
tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik
intrapersonal yaitu :
a. Konflik pendekatan-pendekatan,
contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
b. Konflik pendekatan penghindaran,
contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
c. Konflik penghindaran-penghindaran,
contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan
negatif sekaligus.
2.
Konflik Interpersonal
Konflik
Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan
kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang
berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini
merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena
konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota
organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan
organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok Hal
ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan
untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
mereka.
Sebagai
contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok
kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok
dimana ia berada.
Konflik
antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik
yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf,
pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar
kelompok. Konflik antara organisasi Contoh seperti di bidang ekonomi dimana
Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan
konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman
ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi
baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara
lebih efisien.
3.
Konflik antar perorangan
Konflik
antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih.
Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap
orang dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota
organisasi baik hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap.
Misalnya seorang manajer pemasaran merasa tidak senang dengan hasil kerja
manajer produksi. Akan tetapi perasaan ini tidak selalu dilakukan secara
terbuka tapi bisa juga secara diam-diam. Apabila ini berlangsung lebih lama,
bisa menyebabkan ketidak selarasan dalam pengambilan keputusan
4.
Konflik Antar Kelompok
Konflik
antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih.
Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok.
Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok
kerja yang terdiri dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu
kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain maka
manajer merupakan pihak yang harus bisa menjadi penghubung antara keduanya.
Hubungan pertentangan ini apabila dipertahankan maka akan menjadi koordinasi
dan integrasi kegiatan-kegiatan menjadi sulit.
5.
Konflik antar organisasi
Konflik
juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini tidak
selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang
sama. Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut badan
terhadap kinerja suatu organisasi.
Sebagai
contoh badan serikat pekerja di cocok dengan perlakuan suatu perusahaan
terhadap pekerja yang menjadi anggota serikatnya. Konflik ini dimulai dari
ketidak sesuaian antara para manajer sebagai individu yang mewakili organisasi
secara total. Pada situasi konflik seperti ini para manajer tingkat menengah
kebawah bisa berperan sebagai penghubung-penghubung dengan pihak luar yang
berhubungan dengan bidangnya.
Apabila
konflik ini bisa diselesaikan dengan prioritas keorganisasian atau perbaikan
pada kegiatan organisasi, maka konflik-konflik bisa dijadikan perbaikan demi
kemajuan organisas
C.
SUMBER KONFLIK
1. Teori hubungan masyarakat. Menganggap bahwa konflik disebabkan
oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara
kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. Sasaran: meningkatkan komunikasi
dan saling pengertian antara kelompok yang mengalami konflik, serta
mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman
yang ada didalamnya.
2. Teori kebutuhan manusia. Menganggap bahwa konflik yang
berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang
tidak terpenuhi atau dihalangi. Hal yang sering menjadi inti pembicaraan adalah
keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi. Sasaran:
mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak
terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan itu.
3. Teori negosiasi prinsip. Menganggap bahwa konflik
disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan
tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik. Sasaran: membantu
pihak yang berkonflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah
dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan
mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Kemudian melancarkan proses
kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.
4. Teori identitas. Berasumsi bahwa konflik disebabkan
oleh identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau
penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan. Sasaran: melalui fasilitas
lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik, sehingga dapat
mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebut dan membangun
empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
5. Teori kesalahpahaman
antarbudaya. Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam
cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda. Sasaran: menambah
pengetahuan kepada pihak yang berkonflik mengenai budaya pihak lain, mengurangi
streotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkan
keefektifan komunikasi antarbudaya.
6. Teori transformasi konflik. Berasumsi bahwa konflik disebabkan
oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai
masalah sosial, budaya dan ekonomi.
D.
PENGELOLAAN
KONFLIK
Banyak istilah tentang pengelolaan
konflik namun fisher menggunkan istilah transformasi konflik sebagai padanannya. (fisher,2001) . istilah lain yang
sering muncul selain pengelolaan konflik dan transformasi konflik antara lain :
pencegahan konflik, penyelesaian konflik, dan resolusi konflik. Masing-masing
mempunyai makna yang berbeda tipis dalam fase penerapannya.
Beberapa
pendekatan konflik yaitu :
1. Pencegahan
konflik : tujuannya mencegah munculnya konflik yang keras
2. Penyelesaian
konflik : tujuannya mengakhiri prilaku kekerasan melalui suatu persetujuan
perdamaian
3. Pengelolaan
konflik : tujuannya membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong
perubahan prilaku yang positif bagi pihak yang terlibat
4. Resolusi
konflik : tujuannya menangani nsebab konflik dan berusaha membangun hubungan
baru yang bisa tahen lama antar kelompok-kelompok yang bermusuhan
5. Transformasi
konflik : tujuannya mengatasi sumber-sumber konflik yang lebih luas dan
berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi yang positif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen
konflik merupakan suatu cara atau langkah yang dilakukan oleh pelaku konflik
untuk mengarahkan suatu pertentangan ke arah hasil tertentu melalui
beberapa metode pengelolaan konflik baik dengan atau tanpa pihak ketiga.
B.
SARAN
Untuk
mengatasi konflik diperlukan pihak yang dapat bersikap netral dalam mengambil
sebuah keputusan sehingga konflik dalam manajemen dapat diatasi dan diarahkan
ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Lukman,
Hakim, 2008. Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta : Genta Press.
http://raitetsu.wordpress.com/2009/11/29/jenis-jenis-konflik/
http://www.masbied.com/2010/06/04/metode-pengelolaan-pengurangan-dan-penyelesaian-konflik/
http://www.pengertianmanagement.blogspot.com/2013/03/managemen-konflik-definisi-ciri-sumber.html