Wednesday, May 25, 2016

TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN



TUGAS
STUDI KASUS MANAJEMEN PENDIDIKAN

1.      Jika terjadinya konflik interpersonal maka ?
Jawab : konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi diantara dua orang atau lebih yang berbeda,jadi jika konflik ini terjadi maka kita akan mengadakan musyawarah/mufakat agar kita bisa menemukan solusi dari permasalahan yang ada.


2.      Jika pemimpin otokratis maka ?
Jawab : pemimpin otokratis yaitu pemimpin yang menganggap organisasi menjadi miliknya sendiri,pribadi,dan tidak menerima kritik dari orang lain. Maka jika seorang memimpin dengan gaya kepemimpinan  otokratis otomatis pemimpin akan memimpin dengan semaunya.

3.      Jika organisasi berupa lembaga pendidikan maka ?
Jawab : harus dijalankan dengan baik dan dibutuhkan kerja sama agar tercapainya tujuan yang diharapkan dengan efektif(tepat sasaran) dan efisien(tepat guna).

4.      Jika keuangan berkurang dalam pengelolaan pendidikan maka ?
Jawab : jika keuangan berkurang maka pengelolaan tidak berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Misalnya dalam sekolah itu pasti memerlukan fasilitas yang dibutuhkan ,akan tetapi keuangan sekolah tidak mencukupi maka sekolah itu tergolong tidak mampu memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pendidikan.

5.      Jika tidak ada perbekalan dalam ruang lingkup manajemen maka ?
Jawab : perbekalan adalah manajemen pendidikan yang mencangkup sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan mencangkup peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan seperti,ruang kelas,meja,gedung,serta alat-alat media pembelajaran. Sedangkan prasarana yaitu fasilitas yang tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti,halaman,kebun,taman sekolah,serta jalan menuju sekolah. Jika perbekalan tidak ada maka pendidikan tidak bisa berjalan dengan lancar dan tidak bisa memenuhi tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.


6.      Jika salah satu ruang lingkup manajemen tidak terpenuhi maka ?
Jawab: ruang lingkup manajemen meliputi : tata usaha,perbekalan,kepegawaian,krikulum,keuangan,kesiswaan,hubungan dengan masyarakat. Jadi jika salah satunya tidak ada maka tujuan manajemen pendidikan tidak terpenuhi karena tujuan pendidikan yaitu agar terciptanya apa yang direncanakan,dan diinginkan sesuai dengan apa yang diharapkan.

7.      Jika dikelas tidak dibuat komisaris maka ?
Jawab : jika tidak dibuat jadwal komisaris dikelas maka kelas akan menjadi kotor,dan tidak nyaman untuk ditempati,dan jika tidak dibuat kita sering saling suruh untuk membersihkan kelas,jika sudah dibuat jadwal komisaris maka orang akan sadar sendiri apa tugesnya.

8.      Jika tidak ada motivasi maka  ?
Jawab : sebelumnya kita harus tahu motivasi itu merupakan dorongan untuk menjadi lebih baik ,jadi jika tidak ada motivasi maka seseorang akan lambat untuk berubah,bukannya tidak bisa berubah akan tetapi sulit untuk dapat menjadi lebih baik karena tidak ada arahan atau dorongan agar menjadi lebih baik lagi


9.      Jika dalam manajemen pendidikan tidak ada perencanaan maka ?
Jawab : perencanaan sangatlah penting dalam manajemen dan apabila manajemen tidak ada maka suatu organisasi tidak akan berjalan dengan lancar dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan ,bahkan akan mengalami kegagalan karena sesungguhnya orang yang gagal dalam membuat perencanaan,sesungguhnya dia sudah merencanakan kegagalan


10.  Jika manajemen pendidikan tidak ada maka ?
Jawab : tidak tercapainya tujuan pendidikan secra efektif dan efisien dengan perencanaan yang sudah ada


11.  Jika tata usaha pendidikan mengalami kegagalan maka ?
Jawab : seluruh proses pencatatan,maupun pengarsipan akan menjadi tidak teratur dan akan menjadi nilai yang buruk terhadap citra pendidikan


12.  Jika sebuah sekolah tidak ada sistem manajemen maka ?
Jawab : maka tidak terpenuhinya syarat menjadi sebuah lembaga pendidikan

13.  Jika seseorang itu tidak bisa termotivasi maka ?
Jawab : orang tersebut akan mengalami gangguan psikolog berupa matinya semangat belajar serta tidak akan melakukan aktivitas belajar. Apabila seseorang tidak bisa termotivasi oleh dirinya sendiri maka perlu adanya motivasi dari orang lain seperti orang tua,teman,sahabat,lingkungan,dan guru.


14.  Jika tidak ada perubahan pada diri kita maka ?
Jawab : perlunya ada nasihatb maupun dorongan dari orang lain untuk dapat membangkitkan semangat dan mampu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi.

Monday, May 2, 2016

ANALISIS 5W+1H


Pengertian 5W1H dan Penggunaannya
Dalam perusahaan manufakturing terutama di bagian produksi dan pengendalian kualitas (QC), kita sering mendengar adanya istilah yang disebut dengan 5W1H (Five Ws One H). 5W1H pada dasarnya adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan investigasi dan penelitian terhadap masalah yang terjadi dalam proses produksi. Konsep ataupun Metode 5W1H ini tentunya tidak hanya dapat digunakan dalam proses produksi. Saat ini penelitian-penelitan, investigasi kriminal ataupun jurnalisme juga mengunakan metode 5W1H untuk mengumpulkan informasi.
5W1H merupakan singkatan dari 5W yaitu What, Where, When, Why, Who dan 1H yaitu How. Jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah :
What = Apa
Where = Dimana
When = Kapan
Why = Mengapa
Who = Siapa
How = Bagaimana
Untuk mempermudah ingatnya, kita juga dapat menyingkatkannya menjadi Adik Simba (Apa, dimana, kapan, Siapa, mengapa, bagaimana) atau Asdikamba (Apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, bagaimana)
Metode 5W1H (Lima “W” Satu “H”) ini juga disebut dengan Metode Kipling (Kipling Method) karena istilah 5W1H ini pada awalnya adalah diambil dari Puisi Rudyard Kipling pada tahun 1902 yang isinya adalah sebagai berikut :
I have six faithful serving men
They taught me all I knew
Their names are What and Where and When
And Why and How and Who
Dalam penerapannya dalam proses produksi, kita dapat menggunakan Metode 5W1H ini untuk mengumpulkan informasi dan menganalisis permasalahan terjadi sehingga kita dapat mengambil solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Contoh Metode 5W1H
Berikut ini adalah contoh sederhana penerapan Metode 5W1H  dalam memperbaiki masalah kualitas yang terjadi.
Permasalahan : Terjadinya Komponen Pecah (Component Crack) di Produksi
Mengumpulkan informasi dengan menggunakan Metode 5W1H :
  • What     : Apa yang terjadi? Terjadinya Komponen Pecah
  • Where   : Proses mana yang menyebabkannya? Di Proses Testing
  • When    : Kapan itu terjadi? Saat Press Bar Jig menekan PCB
  • Why       : Mengapa itu terjadi? Karena posisi Press Bar tidak tepat sehingga menyentuh/menekan komponen yang terdapat diatas PCB
  • Who      : Siapa yang melakukannya? Teknisi Produksi
  • How       : Bagaimana mengatasinya? Segera perbaiki posisi Press Bar Jig dan membuat tanda untuk menunjukan posisi Press Bar yang benar.

ANALISI SWOT


Pengertian analisis SWOT dan manfaatnya 
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang.
Atau definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
SWOT adalah singkatan dari:
  • S = Strength (kekuatan).
  • W = Weaknesses (kelemahan).
  • O = Opportunities (Peluang).
  • T = Threats (hambatan).
pengertian analisis swot
Apa itu analisis SWOT?
Penjelasan mengenai 4 (empat) komponen analisis SWOT, yaitu :
  1. Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.  Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
  2. Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
  3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
  4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Manfaat analsis SWOT
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

Gambar Analisis Pohon

GAMBAR ANALISI POHON


 

ANALISIS POHON


Pengertian Analisis Pohon Masalah
Banyak istilah yang digunakan untuk pengertian analisis pohon masalah. Miller (2004) dalam Scarvada (2004) menggunakan istilah issues trees. Lebih lanjut, Miller menyatakan issues trees merupakan pendekatan yang membantu merinci suatu masalah ke dalam komponen-komponen penyebab utama dalam rangka menciptakan rencana kerja proyek. Silverman dan Silverman (1994) menggunakan istilah tree diagramdan menyatakan diagram sistematik atau diagram pohon dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat. Modul Pola Kerja Terpadu (2008) menggunakan istilah pohon masalah yang merupakan bagian dari analisis pohon. Analisis pohon adalah suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari sebab dari suatu akibat. Lebih lanjut, Modul Pola kerja Terpadu menguraikan pohon masalah sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi 
semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, terdapat beberapa poin penting mengenai pengertian analisis pohon masalah:
  1. Analisis pohon masalah merupakan suatu alat atau teknik atau pendekatan untuk mengidentifikasi dan menganalis masalah.
  2. Analisis pohon masalah menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat dari beberapa faktor yang saling terkait.
  3. Alat atau teknik analisis pohon masalah umumnya digunakan pada tahap perencanaan.

Manfaat Analisis Pohon Masalah
            Sebagai suatu alat atau teknik dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah, analisis pohon masalah mempunyai banyak kegunaan. Alat analisis ini membantu untuk mengilustrasikan korelasi antara masalah, penyebab masalah, dan akibat dari masalah dalam suatu hirarki faktor-faktor yang berhubungan. Analisis ini digunakan untuk menghubungkan berbagai isu atau faktor yang berkontribusi pada masalah organisasi dan membantu untuk mengidentifikasi akar penyebab dari masalah organisasi tersebut.
            Duffy, dkk. (2012) menyatakan tree diagram merupakan suatu alat generik yang dapat diadaptasikan untuk berbagai maksud yang luas diantaranya:
  • Mengembangkan langkah-langkah logis untuk mencapai hasil yang spesifik.
  • Melakukan analisis five whys dalam mengeksplorasi penyebab.
  • Mengkomunikasikan untuk mendorong keterlibatan dalam pengembangan hasil yang didukung bersama.
  • Menggali pada level yang lebih rinci suatu alur proses.
  • Menggambarkan secara grafik suatu perkembangan hirarkis, seperti silsilah atau skema klasifikasi.

Berdasarkan uraian di atas, beberapa manfaat dari penggunaan analisis pohon masalah adalah:
  1. Membantu kelompok/tim kerja organisasi untuk merumuskan persoalan utama atau masalah prioritas organisasi.
  2. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis secara rinci dalam mengeksplorasi penyebab munculnya persoalan dengan menggunakan metode five whys. Metode five whys adalah suatu metode menggali penyebab persoalan dengan cara bertanya “mengapa” sampai lima level atau tingkat.
  3. Membantu kelompok/tim kerja organisasi menganalisis pengaruh persoalan utama terhadap kinerja/hasil/dampak bagi organisasi atau stakeholder lainnya.
  4. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mengilustrasikan hubungan antara masalah utama, penyebab masalah, dan dampak dari masalah utama dalam suatu gambar atau grafik.
  5. Membantu kelompok/tim kerja organisasi mencari solusi atas persoalan utama yang ada.

Langkah-langkah dalam Penyusunan Pohon Masalah
Terdapat dua model dalam membuat pohon masalah. Model pertama, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada sebelah kiri dari gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan pada sebelah kanannya (arah alur proses dari kiri ke kanan). Format penyusunan pohon masalah Model Pertama ini dapat digambarkan pada Gambar 1 berikut ini:
Model kedua, pohon masalah dibuat dengan cara menempatkan masalah utama pada titik sentral atau di tengah gambar. Selanjutnya, penyebab munculnya persoalan tersebut ditempatkan di bagian bawahnya (alur ke bawah) dan akibat dari masalah utama ditempatkan di bagian atasnya (alur ke atas). Format penyusunan pohon masalah Model Kedua ini dapat digambarkan pada Gambar 2 berikut ini:
Uraian selanjutnya dalam tulisan ini akan menggunakan Model Kedua. Langkah-langkah dalam penyusunan Pohon Masalah Model Kedua berikut contohnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama dalam menyusun pohon masalah adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah utama organisasi berdasarkan hasil analisis atas informasi yang tersedia. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merumuskan masalah utama, misalnya dengan cara diskusi, curah pendapat, dan lain-lain. Contoh perumusan masalah utama pada suatu lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah rendahnya mutu lulusan diklat.

`           2. Langkah kedua adalah menganalisis akibat atau pengaruh adanya masalah utama yang telah dirumuskan pada poin 1 di atas. Misalnya akibat dari  rendahnya mutu lulusan diklat adalah instansi pengguna tidak puas dengan lulusan diklat yang dihasilkan dan kinerja lulusan diklat di tempat kerja tidak meningkat. 

3. Langkah ketiga adalah menganalisis penyebab munculnya masalah utama. Penyebab pada tahap ini kita namakan penyebab level pertama. Misalnya penyebab rendahnya mutu lulusan diklat adalah kompetensi pengajar kurang, kurang baiknya kualitas kurikulum diklat, dan banyaknya sarana diklat (laboratorium, komputer, peralatan kelas) yang rusak.:

4. Langkah keempat adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari penyebab level pertama. Penyebab dari munculnya penyebab level pertama ini kita namakan penyebab level kedua.

a. Penyebab kurangnya kompetensi pengajar adalah pengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan kurangnya pengalaman pengajar.  

b. Penyebab kurangnya kualitas kurikulum diklat adalah tidak dilakukannya training needs analysis (TNA) atas diklat dimaksud. 

c. Penyebab banyaknya sarana diklat yang rusak adalah kurang baiknya pemeliharaan sarana diklat dan tidak adanya dana penggantian sarana diklat yang baru.

5. Langkah kelima adalah menganalisis lebih lanjut penyebab dari munculnya penyebab level kedua. Demikian seterusnya, analisis dapat dilakukan sampai dengan level kelima. Contoh dalam tulisan ini, penulis batasi hanya sampai dengan penyebab level kedua.